Peran Budaya Populer sebagai Soft Power Bagi Negara di Asia Timur

Penulis

  • Dinda Ayuningtyas

DOI:

https://doi.org/10.6666/mondial.v1i1.2625

Abstrak

Seiring berkembangnya zaman, setiap negara tidak hanya mengandalkan kekuatan militer dan ekonominya saja untuk mencapai kepentingan nasionalnya, melainkan budaya pun kemudian menjadi kekuatan baru untuk setiap negara, termasuk negara-negara di wilayah Asia Timur. Kemunculan budaya sebagai soft power ini kemudian menjadi penanda terhadap adanya optimalisasi diplomasi sebagai upaya dalam mencegah terjadinya konflik. Sehingga tulisan ini bertujuan untuk membahas mengenai bagaimana budaya populer dari Asia Timur berperan sebagai soft power bagi setiap negara asalnya. Interaksi masyarakat dunia yang semakin mudah pun membuat proses transmisi budaya dari Asia Timur ini kemudian menjadi  lebih mudah diterima oleh masyarakat dunia. Dan dalam tulisan ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang mampu menggambarkan suatu peristiwa secara detail dan mampu menjawab rumusan masalah yang meminta eksplanasi. Karena kemudian ditemukan kenyataan bahwa budaya merupakan konsep yang terekonstruksi. Hal ini dikarenakan budaya telah memberikan citra yang positif bagi negara-negara di Asia Timur di mata dunia. Sehingga kemudian tidak mengherankan apabila berbagai budaya populer menjadi bagian dari globalisasi yang muncul sebagai kekuatan baru bagi negara-negara di kawasan Asia Timur.

Referensi

Alhinnawi, Hend. “Gastro-diplomacy: Winning Hearts Through Feeding The Stomachâ€. USC Center on Public Diplomacy, 17 November 2011

Ardiyanti, Dwi. “Kebudayaan dan Perannya dalam Pembentukan Moral menurut Perspektif Konstruktivisâ€. Jurnal PIR. Vol. 1 No. 1. Agustus 2016. hal. 37-50

Bakry, Umar Suryadi. 2017. “Faktor Kebudayaan dalam Teori Hubungan Internasionalâ€. VERITY: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional. Vol. 9 No. 17. hal. 1-18

Booth, Robert. “Taiwan Launches ‘gastro-diplomacy’ Driveâ€. The Guardian.

Agustus 2011. http://www.theguardian.com/world/2010/aug/08/taiwan-launches-gasto-diplomacy-drive. Akses pada tanggal 21 Desember 2020

Bukh, Alexander. 2014. Revisiting Japan’s Cultural Diplomacy: A Critique of the Agent-Level Approach to Japan’s Soft Power. Asian Perspective. hal. 474-475

Diez, Thomas., Ingvild Bode, dan Aleksandra Fernandes da Costa. 2011. Key Concepts in International Relations. London: SAGE Publication Ltd

Huntington, Samuel. 1997. The Clash of Civilization and the Remaking of World Order. New Delhi: Penguin Books

Istiqomah, Annisa. 2020. “Ancaman Budaya Pop (Pop Culture) Terhadap Penguatan Identitas Nasional Masyarakat Urbanâ€. Jurnal Politik Walisongo. Vol. 2 No. 1, hal. 47-54

Korean Culture and Information Service. 2011. The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenona. Korea Selatan: Korean Culture and Information Service

Lamont, Christopher. 2015. Research Methods in International Relations. London: SAGE Publishing

Leung, Sarah. 2012. Tesis: “Catching the K-Pop Wave: Globality in the Production, Distribution and Consumtion of South Korea Popular Musicâ€. New York: Vassar College. hal. 45

Masóed, Mohtar. 2014. Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ministry of Foreign Affairs of Japan. 2006. A New Look at Cultural Diplomacy: A Call to Japan's Cultural Practitioner. Speech by Minister for Foreign Affairs Taro Aso at Digital Hollywood University

Moskin, Julia. “Culinary Diplomacy With a Side of Kimchiâ€. The New York Times. 22 September 2009. http://www.nytimes.com/2009/09/23/dining/23kore.html?_r=0. Akses pada tanggal 21 Desember 2020

Muhammad, Wahyudi Akmaliah. 2012. “Fenomena Hallyu Gelombang Kkorean Pop/K-POP) dan Dampaknya di Indonesiaâ€. Jurnal Masyarakat & Budaya. Vol. 14, No. 1

Nugroho, Prista Ardi dan Grendi Hendrastomo. “Anime sebagai Budaya Populer (Studi Pada Komunitas Anime di Yogyakarta)â€. Jurnal Pendidikan Sosiologi. hal. 1-15

Unduhan

Diterbitkan

2024-03-20